1. Baterai B1 dan B2 tersusun seri, bisa digantikan dengan sumber tegangan tunggal yaitu E = 28 – 7 V = 21 V.
Dengan pembagi tegangan
VR3 = (21 V) × (1 Ω / 1 Ω + 4 Ω) = 4.2 V, tegangan terminal terbuka ini paralel dengan B2 yang seri dengan R3, maka
Vthevenin = VR3 + B2 = 4.2 V + 7 V = 11.2 V
2. Ketika terminal baterai tidak dibebani, tegangan terminalnya haruslah Vab = 1.493 V. Ketika resistansi beban , RL = 10.6 Ω dihubungkan pada terminal baterai, tegangan yang terukur menjadi Vab
= 1.430 V. Maka, dari dua pengukuran tegangan ini (saat tanpa beban dan
saat diberi beban) dapat ditentukan nilai resistansi internal dari
baterai.
Hasil pengukuran tegangan Saat tidak dibebani, berarti ini adalah nilai tegangan Thevenin
ETH = 1.493 V
Saat diberi beban, tegangan yang terukur menjadi 1.430 V. Maka nilai arus pada rangkaian tersebut
VRL = 1.430 V
I = VRL / RL = 1.430 V / 10.6 Ω = 0.135 A
Drop tegangan pada resistansi internal baterai adalah
VRTH = 1.493 V – 1.430 V = 0.063 V, maka resistansi internal baterai (atau resistansi Thevenin) adalah
RTH = VRTH / I = 0.063 V / 0.135 A = 0.467 Ω.
3.
diketahui:
R1 =3Ω
R2= 4Ω
R3=6Ω
berapakah nilai Ra, Rb, Rc?
Ra= (3.4 + 3.6 + 4.6 ) / 3 = 18Ω
Rb = (3.4 + 3.6 + 4.6 ) / 4 =13, 5Ω
Rc = (3.4 + 3.6 + 4.6 ) / 6 = 9Ω
4.
diketahui:
Ra= 10
Rb= 14
Rc= 18
berapakah R1,R2,R3?
R1 = (14.18)/ (10 + 14 + 18) = 6
R2 = (10.18)/ (10 + 14 + 18) = 4,3
R3 = (10.14)/ (10 + 14 + 18) =3,34
Rangkaian pengganti ini terhubung dengan
resistor beban (2 Ω) , kita dapat menghitung tegangan dan arus resistor
beban ini. Perhitungan menjadi mudah, karena sekarang rangkaian sudah
menjadi rangkaian seri yang sederhana.
Itotal = Ibeban = Ethevenin / Rthevenin + Rbeban = 11.2 V / (0.8 Ω + 2 Ω) = 4 A
Vbeban = Itotal × Rbeban = (4 A) (2 Ω) = 8 V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar